PARTY SEKOLAH YANG INDAH - Poker Terkeceh

Saturday, June 15, 2019

PARTY SEKOLAH YANG INDAH

PARTY SEKOLAH YANG INDAH

http://agenjackpot.com/

Hari itu adalah hari Minggu sebulan setelah peristiwaku di vila bersama Pak Imam dan

Muklas ,selama ini aku belum ke sana lagi akibat kesibukan kuliahku. Hari Minggu itu

aku pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah atau

libur. Kali ini aku tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Kiki dan

Indah, kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami ini ada 4 orang,

satu lagi si Ratna yang hari ini tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.

Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, Kiki dikaruniai

tubuh putih mulus tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok berukuran

38B yang membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang, beruntunglah mereka

karena Kiki tidak sulit diajak ‘naik ranjang’ karena dia sudah ketagihan seks sejak SMP.

Sedangkan Indah mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang yang indah,

bodynya pun tidak kalah dari Kiki walaupun payudaranya lebih kecil, namun dibalik

wajah imutnya ternyata Indah termasuk cewek yang lihai memanfaatkan cowok, sudah

berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Sedangkan aku sendiri sepertinya

kalian sudah tahulah cewek seperti apa aku ini dari cerita-ceritaku dulu.

Baiklah, sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan

orgy party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan

sehari-hari. Waktu itu Kiki protes karena aku tidak memperbolehkannya mengajak

teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indah yang ikut mendukung Kiki

karena pacarnya juga tidak boleh diajak.
“Emangnya lu ngundang siapa lagi sih Ni, masa si Chevy aja ga boleh ikutan ?” kata Indah
“Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih” timpal

Kiki
“Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini

surprise deh ! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh”
Aku ingin sedikit membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah

aku merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila

tetanggaku, Pak Imam dan Muklas.

Kemarinnya aku memang sudah mengabari Pak Imam lewat telepon bahwa aku besok

akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak

Imam tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya

agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Imam seperti biasa

membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Kiki yang

hari itu pakaiannya seksi berupa rok mini dan sebuah tank top merah berdada rendah

sehingga payudaranya seakan mau keluar. Dia kusuruh keluar dulu sampai aku memberi

syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si

Muklas. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu

ngobrol-ngobrol dan istirahat. Indah yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu.

Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.

“Eh…sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk” ajakku pada

mereka
Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan

santainya
“Wei…gila lo Ni, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana ?”

tegur Indah
“Iya Ni, lagian kan kalo si tua Imam itu dateng gimana tuh” sambung Kiki
“Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Imam

udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti” bujukku sambil menarik tangan

Kiki
Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok

tetangga, setelah kutantang Kiki baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat

di tubuhnya, aku membantu Indah yang masih agak malu mempreteli pakaiannya.

Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun.

Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-

siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah

kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama

bermain di air aku naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut

tubuhku dengan kimono.
“Ni, sekalian ambilin kita minum yah” pinta Kiki
Akupun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.
“Ok, it’s the showtime” gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan
http://agenjackpot.com/

skenario ini. Aku segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Imam dan Muklas segera

kesini karena pesta akan segera dimulai.

“Iya neng, kita segera ke sana” sahut Muklas sambil menutup gagang telepon
Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Aku

yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.
“Wah udah ga sabaran nih, dari tadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari

loteng” kata Pak Imam
“Pokoknya yang payudaranya gede itu buat saya dulu yah neng” ujar Muklas merujuk

pada Kiki.
"Saya juga mau yang dadanya aduhai neng" lanjut Pak Imam
“Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok” kataku “yang penting sekarang

surprise buat mereka dulu”
Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan.

Pertama-tama dimulai dari Kiki. Aku berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua

gelas air, disana Indah sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Kiki masih

berendam di air.

“Ki, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih” pintaku padanya “lu

lap badan dulu gih, gua tunggu di sana”
Aku masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik

pintu itu Pak Imam dan Muklas yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku

itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus.

Tak lama kemudian Kiki memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih

basah.
“Kenapa Ni, ada perlu apa emang ?” tanyanya.
“Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok” jawabku dengan menyeringai dan memberi

aba-aba pada mereka. Sebelum Kiki sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam

sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap

mulutnya agar tidak berteriak. Kiki yang terkejut tentu saja meronta-ronta , namun

pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.

Pak Imam dengan gemas meremas payudara kirinya dan memilin-milin putingnya. Si

Muklas berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang.

Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan

kemaluan Kiki.
“Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng” komentar Muklas sambil menyentuhkan

lidahnya ke liang vagina Kiki, diperlakukan seperti itu Kiki cuma bisa merem melek dan

mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Imam begitu kokoh.
“Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Imam, tuh jatahlu masih nunggu di luar

sana” kataku padanya
Mengingat kembali sasarannya semula, Muklas menurunkan kembali kaki Kiki dan

bergegas menuju ke kolam.
“Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu” godaku

Setelah Muklas keluar tinggallah kami bertiga di kamarku. Pak Imam langsung

menghempaskan dirinya bersama Kiki ke ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama

terdengarlah jeritan Indah dari kolam, aku melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi

antara mereka. Indah terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari

Muklas. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari

Muklas, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat

badannya.
“Jangan…tolong !!” jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Muklas
Muklas dengan santai membawa Indah ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu

dia ikutan nyebur. Dia air Indah terus berontak saat Muklas menggerayangi tubuhnya

dalam himpitannya. Sekuat apapun Indah tentu saja bukan tandingan Muklas yang sudah

kesurupan itu. Perlawanan Indah mengendur setelah Muklas mendesaknya di sudut

kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak terlalu jelas detilnya Muklas

menggerayangi tubuh Indah, tapi aku dapat melihat Muklas memeluk erat Indah sambil

melumat bibirnya.

Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di

kamarku. Aku lalu menghampiri Pak Imam dan Kiki untuk bergabung dalam kenikmatan

ini. Sama seperti Indah, Kiki juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan

berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak

Imam. Waktu aku menghampiri mereka Pak Imam sedang menjilati paha mulus Kiki

sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada payudara dan kemaluan Kiki.
“Aduh Ni…tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini…ahhh !!” kata Kiki

ditengah desahannya
“Tenang Ki, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong” kataku

seraya melumat bibirnya

Aku berpagutan dengan Kiki beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Imam mulai merambat

naik hingga dia melumat dan meremas payudara Kiki secara bergantian, sementara

tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Kiki tertahan karena sedang

berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.
“Hhhmmhh…tetek Neng Kiki ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng” kata Pak

Imam disela aktivitasnya.
Memang sih diantara kami bereempat, payudara Kiki termasuk yang paling montok.

Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila

mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Imam pun

tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Kiki ditelan

olehnya dan Pak Imam juga mengocok penisnya diantara himpitan payudara montok

Kiki….ach..aach..desah Kiki yang sangat menikmati kocokan penis di payudaranya.

Puas menetek pada Kiki, Pak Imam bersiap memasuki vagina Kiki dengan penisnya.

Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Kiki dia memegang penisnya untuk

diarahkan ke liang itu.
“Ouch…sakit , duh kasar banget sih babu lu” Kiki meringis dan mencengkram lenganku

waktu penis super Pak Imam mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu
“Tahan Ki, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja” kataku sambil meremasi
http://agenjackpot.com/

kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Imam.
Pak Imam menyodokkan penisnya dengan keras sehingga Kiki pun tidak bisa menahan

jeritannya, Kiki kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.Pak

Imam mulai menggarap Kiki dengan genjotannya. Aku merasakan tangan Kiki

menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh…aku mendesah

merasakan jari-jari Kiki menggerayangi kemaluanku.

Aku lalu naik ke wajah Kiki berhadapan dengan Pak Imam yang sedang menggenjotnya.

Kiki langsung menjilati kemaluanku dan Pak Imam menarik tali pinggang kimonoku

sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Kiki, dia meraih payudaraku

yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras

mencengkramnya sampai aku meringis menahan sakit. Dia juga menyorongkan

kepalanya berusaha mencaplok payudara yang satunya. Aku yang mengerti apa maunya

segera mencondongkan badanku ke depan sehingga dadaku pun makin membusung

indah. Ternyata dia tidak langsung mencaplok payudaraku, tetapi hanya menjulurkan

lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku

merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Kiki

pada vaginaku membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Kiki juga

mengorek-ngoreknya dengan jarinya.

Aku mendesah tak karuan marasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku.

Ciuman Pak Imam merambat naik dari dadaku hingga hinggap di bibirku, kami

berCiuman dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami

beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.
“Aahh…oohh…gua dah mau…Pak !!” erang Kiki bersamaan dengan tubuhnya yang

mengejang dan membusur ke atas.
Melihat reaksi Kiki, Pak Imam semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas

meremas dadanya. Aku sendiri tidak merasa akan segera menyusul Kiki, dibawah sana

seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan aku dan Kiki

mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke

wajah Kiki. Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Imam semakin liar.

Setelah aku ambruk ke samping, Pak Imam menindih Kiki dan mulai menciuminya,

dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Kiki, tangannya tak henti-

hentinya menggerayangi payudara montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya.
“Hhmmpphh…sluurrpp…cup…cup…” demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah

mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Imam cukup

pengertian akan kondisi Kiki yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia

membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku, padahal

gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi

tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar

bibir vaginaku dan menyentuhkan kepala penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan

mendesak masuk ke vaginaku. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati

proses pencoblosan itu.

Permainan Pak Imam sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan

genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar

sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Aku meraih tangannya untuk meremasi

payudaraku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Kiki terdengar lagi menjari

sahut menyahut dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua

dalam waktu bersamaan, bedanya aku dikocok dengan penis sedangkan Kiki dikocok

dengan jari-jarinya. Kiki membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Imam

bermain lebih leluasa.
“Aduhh…aahh…gila Ki…enak banget !!” ceracauku sambil merem-melek
“Oohh…terus Pak…kocok terus” Kiki terus mendesah dan meremas-remas dadanya

sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.

“Yak…dikit lagi…aahh…Pak…udah mau” aku mempercepat iramaku karena merasa

sudah hampir klimaks
“Neng Nia…Neng Kiki…bapak juga…mau keluar…eerrhh” geramnya dengan

mempercepat gerakkannya.
Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku.

Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum.

Kemudian dia lepaskan penisnya dari vaginaku dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Kiki

berlutut dan mengoral penisnya yang berlumuran cairan cintaku. Kiki berlutut

mengemut penis basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang

tanggung belum tuntas. Aku bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Kiki menikmati

penis Pak Imam. Kiki mengemut batangnya, aku mengemut buah zakarnya, kami saling

berbagi menikmati ‘sosis’ itu.

Di tengah kulumannya mendadak Kiki merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil,

dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil

masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Imam mencabut penisnya

dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan

derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu

kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-

desah dan kelabakan
“Sabar, sabar dong neng, bisa putus kontol bapak kalo rebutan gini” katanya terbata-bata
Setelah tidak ada yang keluar lagi Kiki menjilati sisanya di wajahku, demikian pula

sebaliknya. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Imam jatuh tepat di

dada Kiki.

Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka

untuk melihat keadaan Indah dan Muklas. Aku tiba di kolam melihat Muklas sedang

menggarap tubuh mungil Indah. Di daerah dangkal Indah dalam posisi berpegangan pada

tangga kolam, Muklas dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot

penisnya pada vagina Indah. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama

goyang tubuhnya. Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Muklas

yang buruk rupa tapi bisa ngentot dengan gadis seimut itu.
“Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih ?” sapaku
“Edan Ni…gua sampe klimaks tiga kali…aahh !!” desah Indah tak karuan
“Neng….temennya enak banget, udah cantik, memeknya seret lagi” komentar Muklas

sambil terus menggenjot.

Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Muklas menusukkan penisnya, tubuhnya

bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya.

Kepala Muklas menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah

dadanya. Pinggul Indah naik turun berkali kali mengikuti gerakan Muklas. Jeritannya

makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam

orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga

kolam. Setelah menaklukkan Indah, Muklas memanggilku yang mengelus-ngelus

kemaluanku sendiri menonton adegan mereka.
“Sini neng, mendingan dipuasin pake kontol saya aja daripada ngocok sendiri”

Akupun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya aku dengan

pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan

pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya.
“Gila nih kontol, masih keras juga…udah keluar berapa kali tadi ?” tanyaku waktu

menggenggam batangnya yang masih ‘lapar’ itu.
“Baru sekali tadi…abis saya masih nungguin neng sih” godanya saambil nyengir.
Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, aku melingkarkan

tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya aku pada lantai di tepi kolam,

disebelah Indah yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang

tergantung.

Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga

bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan

menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya

menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku

meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya,

tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku,

tangan kanan Muklas ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala

penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku

menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas

disertai jeritan kecil ketika Muklas mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya

tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku

sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa

menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.

Kalau dibandingkan dengan Pak Imam, memang sodokan Muklas lebih mantap selain

karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Imam yang tinggi

kurus seperti Datuk Maringgih itu. Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong

aku melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku

dan astaga…ternyata si Kiki, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi

menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai

payudaranya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau

terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis. Adegan itu ditambah

serangan Muklas yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku

semakin erat sehingga dadaku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar

menepuk permukaan air. Aku merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu

dia tentang hal ini. Muklas memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau

keluar.

http://agenjackpot.com/

Susah payah aku bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan

hangat menyemprot di rahimku, akupun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan.

Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak

terasa kukuku menggores punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai

lemas seolah mati rasa, begitu juga Muklas yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Aku

berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua payudaraku nampak bergerak

naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di jendela Kiki dan Pak Imam

sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indah yang sudah pulih merendam dirinya di air

dangkal untuk membasuh tubuhnya.

Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur. Pesta dimulai lagi

sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami

bertiga bermain poker dengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok

kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru

milik Indah, filenya akan disimpan dalam komputer Indah untuk koleksi dan tidak akan

boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas.

Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Imam dan Muklas kusuruh menjauh dan kularang

menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan

memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Aku mulai

membagikan kartu dan permainan dimulai. Suasana tegang menyelimuti kami bertiga,

setelah akhirnya Kiki melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia

kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Kiki.

Kiki sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan

digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Muklas menyusupkan tangannya ke kimono Kiki

meraih payudaranya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Imam menyerang dari

bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Kiki dan langsung membenamkan

kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu. Perlakuan ini

membuat rontaan Kiki terhenti, kini dia malah mengelus-elus penis Muklas yang

menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Imam dan

dadanya diremas Mulkas. Aku melihat lidah Pak Imam menjalar jari belahan bawah

hingga puncak kemaluan Kiki, lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Kiki tidak tahan

lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan penis Muklas ke mulutnya, benda itu

dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu tidak

dilewatkan Indah dengan kamera-HP nya.

Kiki terengah-engah melayani penis super Muklas, sepertinya dia sudah tidak peduli

keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk

menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti

aktris bokep dan Indah sebagai juru kameranya. Pak Imam yang baru saja melepaskan

kolornya menggesek-gesekkan benda itu ke payudara Kiki, sebagai pemanasan sebelum

memasukinya. Kemulusan tubuh Kiki terpampang begitu Muklas menarik lepas tali

pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara

dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak

Imam mempergencar rangsangannya dengan menCiumi batang kakinya mulai dari betis,

tumit, hingga jari-jari kakinya. Kiki yang sudah kesurupan ‘setan seks’ itu jadi makin gila

dengan perlakuan seperti itu

“Ahhh…awww…Pak enak banget….masukin aja sekarang !!” rintihnya manja sambil

meraih penis Pak Imam yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya.
Pak Imam pun mendorong penis itu membelah kedua belahan kemaluan Kiki diiringi

desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai aku dibuat merinding mendengarnya.

Aku mengeluarkan payudara kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan

tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Indah

yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Kiki nampak sangat liar,

kemaluannya digenjot dari depan, dan Muklas yang menopang tubuhnya dari belakang

meremasi kedua payudaranya serta memencet-mencet putingnya. Rambutnya yang

sudah terurai itu disibakkan Muklas, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan

dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Kiki tambah menggelinjang dan mempercepat

kocokannya pada penis Muklas.

Serangan Pak Imam pada vagina Kiki semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang

hebat
“Aaakhhh…aahhh !!” jerit Kiki dengan melengkungkan tubuhnya ke atas
Kiki telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Imam yang

menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Indah,

difokuskan terutama pada wajah Kiki yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat,

Muklas menaikkan Kiki ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina

Kiki dikocok oleh penis Muklas. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan

pantatnya mengikuti kocokan Muklas. Muklas yang merasa keenakan hanya bisa

mengerang sambil meremas pantat Kiki menikmati pijatan kemaluannya. Pak Imam

mengistirahatkan penisnya sambil menyusu dari kedua payudara Kiki secara bergantian.

Aku semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam vaginaku saking terangsangnya,

sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku.

Bosan dengan gaya berpangkuan, Muklas berbaring telentang dan membiarkan Kiki

bergoyang di atas penisnya. Kemudian dia menyuruh Indah naik ke atas wajahnya agar

bisa menikmati kemaluannya. Indah yang daritadi sudah terangsang itu segera

melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu. Seluruh wajah Muklas tertutup oleh

daster transparan Indah, namun aku masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap

kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju payudaranya.

Pak Imam yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling

sambil berCiuman penuh nafsu. Dengan tetap berCiuman Pak Imam memasukkan

penisnya ke vaginaku, cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan

penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi penisnya keluar masuk dalam vaginaku hingga

aku histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Aku cuma bisa pasrah di bawah

tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi payudaraku, mulutnya pun terus

menjilati leherku. Aku masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana

kemari.

Aku melihat Muklas masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Indah

sudah bertukar posisi dengan Kiki. Sekarang mereka saling berhadapan, Indah

bergoyang naik turun diatas penis Muklas sambil berCiuman dengan Kiki yang

mekangkangi wajah Muklas. Kiki membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya

semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Muklas sampai terdengar

suara sluurrpp…. sshhrrpp…Ketika aku sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia

tekan sepenuhnya penis itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku

dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak

tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali. Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar

jam 11 malam. Aku sudah setengah sadar ketika Pak Imam menumpahkan maninya di

wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Kiki sudah terkapar lebih dulu dengan

tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang

terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air.

Sebelum tak sadarkan diri aku masih sempat melihat Muklas menyodok memek Kiki

tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan ngantuk aku pun segera tertidur

tanpa kupedulikan jeritan histeris Kiki maupun tubuhku yang sudah lengket oleh

sperma. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah

sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku.

Kuguncang tubuh Indah untuk membangunkannya.
“Gimana Dah…puas semalem ?” tanyaku
“Gila gua dientotin sampe kelenger , barbar banget tuh dua orang, eh…omong-omong

pada kemana yang lain si Kiki juga ga ada ?”
“Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk…udah

lengket gini” ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di

wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana.

Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal

suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami berdua segera menuju ke kamar mandi

yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Kiki dan kedua

penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana

Kiki sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Muklas sedang enak-enaknya

mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Imam berlutut

diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka

basah berkilauan. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut,

mereka malah menyapa kami sambil terus ‘bekerja’. Aku dengan tidak terlepas dari live

show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indah dari belakang.

Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan

menggosokkannya ke sekujur tubuh Indah. Demikian juga Indah dia melakukan hal yang

sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain.

Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai

ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan

klistorisnya.
“Uuhh...Ni !!” dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada

kami saling berhimpit.
Tangan Indah yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah

meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan

panas Kiki dengan kedua pria itu membuatku makin naik. Indah mendekatkan wajahnya

padaku dan menCium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa

menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi Indah

supaya bisa lebih nyaman menonton Kiki.

Aku melihat wajah horny Kiki yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati

tusukan Pak Imam pada vaginanya, sementara Muklas hampir mencapai orgasmenya,

dia semakin cepat menggesek-gesekkan penisnya diantara gunung kembar itu,

tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya

merintih kesakitan. Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan

mulut Kiki. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian

Indah pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan payudaraku,

putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba

selangkanganku. Perbuatan Indah yang mengobok-obok vaginaku dengan jarinya itu

hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa

nikmatnya saat itu.

Aku masih menikmati jari-jari Indah bermain di vaginaku ketika Muklas yang baru

menyelesaikan hajatnya dengan Kiki berjalan ke arahku, penisnya agak menyusut

karena baru orgasme. Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan

terjadi. Tangannya mendarat di payudara kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil

sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke payudara

kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu

dan mengeluarkan desahan menggoda. Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan

sesuatu mendesak masuk ke vaginaku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan

ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Muklas yang

sudah bangkit lagi. Kembali aku disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indah

dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata

merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira.

Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi

bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks

sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah makan kami kembali ke

vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indah dan Kiki keluar dari kamar

terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak.

Cukup lama juga aku dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata

kutaruh di lemari meja rias. Waktu aku menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya
http://agenjackpot.com/

ampun...ternyata mereka sedang bermain ‘short time’ sambil menungguku.

Indah yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan

bersandar pada moncong mobil, Pak Imam menyodokinya dari belakang sambil

memegangi payudaranya yang tidak terbuka. Sementara di pintu mobil, Kiki berdiri

bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Muklas

yang berjongkok di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Muklas menjilati

kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut

bekerja meremasi payudara dan pantatnya.
“Weleh...weleh...masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar

kejebak macet kita” kataku sambil geleng-geleng kepala.
“Tengan neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok” tanggap Pak

Imam dengan terengah-engah

Akhirnya setelah 15 menitan Pak Imam melepas penisnya dan memanggilku untuk

bergabung dengan Indah menjilatinya. Aku tadinya menolak karena tak ingin make upku

luntur, tapi karena didesak terus akhirnya aku berjongkok di sebelah Indah.
“Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur” kataku padanya yang hanya

dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu
Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Imam menggeram dan cepat-cepat kuberikan

penis itu pada Indah yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang

sambil menekan penisnya ke mulut Indah, Indah sendiri sedang menyedot sperma dari

batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indah tidak terlalu lama

mengisapnya.
“Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah ?” ujar Kiki yang sudah merapikan kembali

pakaiannya.
Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam

perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan

membicarakan rencana untuk mengerjai si Ratna yang hari ini absen.

No comments:

Post a Comment

Agen Poker Terbaik di Indonesia