PERSUGIHAN MEMBAWAH KENIKMATAN
Cindi tidak bisa menerima sikap dan tindakan Yonathan akhir-akhir ini yang ia lihat sudah melupakan dan membiarkan keluarganya. Tindakan ini dilihat Cindi saat Yonathan akan pergi ke luar kota untuk meninjau perusahaannya di kota lain. Cindi menduga pasti Yonathan telah melakukan suatu perselingkuhan dan menyeleweng dikarenakan Yonathan
tidak lagi memberikan nafkah batin untuk Cindi, sedangkan Yonathan selalu pergi ke luar kota setiap minggu dengan begitu hubungan seks-nya dengan istrinya pasti tersalur, sedang saat ini Yonathan telah lupa akan kewajibannya. Siapa wanita yang telah merebut
Yonathan dari tangannya, Cindi tidak mengetahui. Oleh sebab itu Cindi sering merenung dan berpikir apakah selama ini ia tidak melayani kebutuhan dan kesenangan suaminya, namun semua itu ia rasa tidak mungkin dan sepengetahuannya ia selalu melayani dan melaksanakan kesenangan dan kesukaan suaminya. Sedang kalau ia lihat bentuk tubuhnya yang mungkin telah berubah? namun ia sadari tidak mungkin! juga, Cindi menyadari ia dan Yonathan telah berumah tangga kurang lebih 6 tahun dan dikaruniai 2 orang anak yang paling besar berumur 5 tahun, mustahil bentuk tubuhnya akan
menyebabkan Yonathan berpaling.
Di depan cermin sering Cindi mengamati tubuhnya, ia pun rajin senam dan melangsingkan tubuhnya, namun apa gerangan Yonathan berubah dan tidak mau menjamahnya? Secara fisik Cindi memang seorang ibu rumah tangga yang telah beranak dua, namun jika melihat tubuh dan kulitnya banyak membuat gadis yang iri karena bentuk tubuhnya amat serasi dan menggiurkan setiap lelaki yang menatapnya.Umur Cindi baru 32 tahun, di saat itu ia butuh pelampiasan birahi jika malam hari menjelang, namun sikap Yonathan telah membuatnya menjadi tidak percaya diri. Atas saran teman karibnya yang juga ibu rumah tangga dan wanita karir, maka Cindi disarankan untuk meminta tolong pada seorang dukun sakti yang bisa mengembalikan suami dan membuat Yonathan bertekuk lutut kembali. Ini telah lama di
coba Lusi, dulunya suaminya ! juga menyeleweng. Namun atas bantuan dukun itu suaminya telah melupakan wanita simpanannya.
Dengan saran dan nasehat dari karibnya itu Cindi memberanikan diri untuk datang ke tempat dukun itu walaupun jaraknya agak jauh kurang lebih 2 jam perjalanan dengan mobilnya. Dengan bantuan Lusi, Cindi mengemudikan Balenonya ke tempat dukun itu. Mereka berangkat pagi harinya. Sesampai di gubuk dukun yang memang terpencil di sebuah kampung itu, Cindi memarkirkan mobilnya di samping gubuk itu. Lalu Lusi mengetuk pintu gubuk itu dan dengan adanya sahutan dari dalam mempersilakan mereka berdua masuk, di dalam telah ada dukun itu yang duduk dengan sambil
menghisap rokoknya.
"Ooo... Bu Lusi? ada apa Bu? ada yang bisa saya bantu?" dukun itu berbasa basi.
"Eee... ini Mbah, teman saya ini ada masalah dengan suaminya, namun ia ingin suaminya seperti sedia kala lagi..." jawab Lusi. Lalu Lusi memperkenalkan sang dukun yang bernama Mbah Dudu itu kepada Cindi. Sambil berjabat tangan Mbah Dudu mempersilakan kedua wanita itu untuk duduk bersila di lantai gubuknya itu.
Sepintas Cindi merasa agak risih dari mulai ia memasuki gubuk itu. Ada perasaan tidak enak namun karena keinginannya mengembalikan suaminya ia tidak mengambil pusing semuanya. Tanpa ia sadari dari saat ia masuk dan bersalaman dengan Cindi mata mbah dukun itu tidak henti-hentinya memandang ke arah Cindi. Lalu ia memanggil Cindi untuk maju selangkah ke arahnya, dan Cindi diperintahkan untuk memasukkan tangannya ke dalam wajan yang berisi air kembang, lalu Mbah Dudu membakar menyan dan membaca mantranya.
Tidak berapa lama kemudian ia buka matanya dan berkata bahwa mata hati suaminya telah dipengaruhi oleh wanita simpanan Yonathan dan membuat Yonathan melupakan keluarganya. Atas saran mbah dukun supaya Yonathan kembali maka Cindi harus memakai jimat yang akan dibuatkannya, asal Cindi mau menjalani syarat-syaratnya dan itu semua terpulang kepada Cindi. Karena besarnya keinginan agar Yonathan kembali, maka Cindi menyanggupi segala syarat-syaratnya. Setelah itu sang dukun berkata bahwa besoknya Cindi akan mendapatkan jimat itu dan akan dipasangkan ke tubuh Cindi dan akan dibuatkan malam ini. Mbah Dudu adalah lelaki asal Nias yang telah lama memiliki ilmu yang amat sakti. Tidak sedikit orang yang telah dibantunya. Mbah Dudu tinggal seorang diri di gubuk itu dan tidak memiliki istri. Umurnya telah beranjak tua yaitu 70 tahun namun fisik dan sosoknya tidak menggambarkan ketuaan. Selanjutnya Cindi minta diri dan menitipkan amplop untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan berjanji besok akan datang. Lalu Lusi minta diri kepada Mbah Dudu, lalu mereka pulang ke rumah dan besok Cindi harus mengambil jimatnya.
Besok hari yang telah ditentukan, Cindi minta Lusi membantu menemaninya ke tempat dukun itu, namun karena adanya kesibukan di kantornya maka Lusi tidak dapat menemani. Dan berangkatlah Cindi mengendarai Balenonya seorang diri ke tempat dukun itu. Lebih kurang 1,5 jam perjalanan Cindi , sampailah di gubuk itu dan memarkirkan mobilnya di samping gubuk, sedangkan hari saat itu telah mendung dan berangin sepertinya hari akan hujan. Lalu Cindi mengetuk pintu gubuk dan kemudian pintu itu dibuka Dudu dari dalam dan mempersilakan masuk. Lalu Cindi masuk ke gubuk dan duduk di lantai. Lalu Mbah Dudu meminta Cindi untuk langsung ke depan dan menerima saran dan cara-cara memakai jimat itu. Cindi diharuskan untuk berbaring dan memakai kain sarung lalu menelentangkan diri, karena jimat itu
akan dipasangkan pada tubuh Cindi yang biasa di sentuh suaminya. Lalu Cindi minta ijin untuk memakai sarung yang dipinjamkan sang dukun di kamar yang telah tersedia.
Dalam kamar itu, hanya ada satu dipan kayu yang telah lama dan saat itu Cindi membuka seluruh pakaianya, sedang BH dan CD-nya tetap terpasang pada tubuhnya. Sesaat kemudian sang dukun memasuki kamar itu dan minta Cindi berbaring di dipan itu. Cindi menuruti kata dukun itu, lalu Mbah Dudu memulai melakukan aktifitasnya dengan memasangkan cairan jimat itu mula-mula ke kulit muka Cindi lalu turun ke leher jenjang dan ke dada yang masih tertutup BH. Sesampai pada dada Cindi sang dukun menyadari adanya getaran birahinya mulai datang dan lalu di sekitar dada Cindi ia oleskan cairan itu, tangan sang dukun masuk ke dalam dada yang terbungkus BH. Di dalam BH itu tangan Dudu memilin dan memilintir puting susu Cindi , dengan cara itu Cindi secara naluri seksnya terbangkit dan membiarkan tindakan sang dukun yang memang kelewatan dari tugasnya itu, Cindi hanya diam. Lalu sang dukun membuka pengait BH Cindi dan melemparkan BH itu ke sudut kaki dipan itu dan terpampanglah sepasang dada montok yang putih mulus kemerahan karena gairah yang dipancing Mbah Dudu itu.
Di sekitar dada itu sang dukun mengoleskan jimatnya berulang-ulang sampai Cindi merasa tidak kuat menahan nafsunya. Lalu sang dukun tangannya turun ke perut dan ke selangkangan Cindi . Di situ tangan sang dukun memasuki selangkangan Cindi , tindakan ini membuat Cindi protes,
"Jangan! saya mau diapakan Mbah?" tanyanya. "Ooo... ini adalah pengobatannya, Lusi pun dulunya begini juga, "jawab mbah dukun sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak menahan gejolak nafsu. Di lubang kemaluan Cindi , jari tangan sang
dukun terus mengorek-ngorek isi kemaluan Cindi sehingga Cindi merasakan ia akan menumpahkan air surgawinya saat itu. Sambil membuka kain sarung yang melilit tubuh Cindi sang dukun lalu menurunkan CD yang menutup lubang kemaluan Cindi itu. Lalu ia letakkan CD Cindi di samping dipan yang beralaskan bludru usang itu. Sesaat kemudian Cindi telah telanjang bulat dan jari tangan sang dukun tidak henti-hentinya beraksi di sekitar daerah sensitif tubuh Cindi . Sedang jimatnya telah dioleskan pada seluruhnbagian-bagian tubuh Cindi.
Lalu tibalah saat untuk memasukkan keampuhan jimatnya, maka sang dukun minta kepada Cindi untuk mau bersengggama karena jimat itu tidak akan bisa dipakai jika Cindi tidak melakukan senggama dengan dukun itu. Karena Cindi telah merasa kepalang basah dan ingin niatnya kesampaian maka ia ijinkan sang dukun melakukan persenggamaan. Lalu tangan sang dukun membuka paha Cindi yang
mulus terawat itu. Lalu ia buka lubang kemaluan Cindi dengan tangannya dan memainkan klitoris Cindi dan kembali Cindi histeris ingin dituntaskan nafsu yang telah sampai di kepalanya, ditambah telah beberapa bulan tidak berhubungan seks dengan suaminya. Mbah dukun yang telah sama-sama-sama bugil dengan Cindi lalu memasukkan batang kemaluannya yang cukup besar itu dan kuat ke dalam lubang
kemaluan Cindi yang telah dibasahi air kewanitaan Cindi yang tampaknya siap untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang kemaluan yang telah basah itu. Setelah dipaksakan agak keras lalu batang kemaluan yang tegak menantang masuk seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Cindi, dan Mbah Dudu melakukan gerakan maju mundur, sedang tangannya tidak henti-hentinya memilin dan menekan pinggul
padat Cindi itu. Buah dada Cindi tidak luput dari jelajahan tangan sang dukun.
Lebih kurang 30 menit lubang kemaluan Cindi digenjot dengan paksa lalu sang dukun barulah sampai klimaks dengan menumpahkan air maninya ke dalam lubang kemaluan itu sebanyak-banyaknya. Sedangkan air yang keluar dari lubang kemaluan Cindi itu ia oleskan ke lidah Cindi untuk kasiat bahwa Cindi tidak bisa dilupakan suaminya. Dalam persenggamaan itu Cindi sempat orgasme 3 kali, itu pun saat ia terengah-engah di saat batang kemaluan sang dukun mengaduk-aduk isi kemaluanya tadi. Sejam kemudian barulah permainan itu selesai setelah sang dukun minta permainan dilakukan 2 kali. Setelah itu Cindi minta diri pulang dan membawa yang akan ia pakaikan di rumahnya saat mandi. Mbah dukun mengatakan ada jimat yang akan dipasang di dalam kamar Cindi namun belum siap,
dan mbah dukun berjanji akan mengantarkannya ke rumah Cindi 2 hari lagi.
Tepat 2 hari kemudian sang dukun mendatangi rumah Cindi yang megah. Saat itu suami Cindi belum pulang dari luar kota dan di rumah saat itu hanya ada ia dan seorang pembantunya yang sedang menjaga anak-anaknya. Sang dukun berkata, "Bu Cindi, jimat ini akan saya pasangkan pada kamar Ibu nanti malam," sedangkan Cindi merasa khawatir, bagaimana jika suaminya pulang. Namun karena kesaktiannya, sang dukun berkata, "Bu Cindi nggak usah khawatir, suami Ibu pulang
lusa, sedang ia sekarang menurut penglihatan saya sedang di Lampung," kata sang dukun. Lalu bagaimana ia menerangkan kepada pembantunya karena adanya kehadiran dukun tua itu? Lalu ia hanya berkata bahwa familinya dari kampung dan menumpang barang 1 hari di rumahnya. Lalu Cindi mempersilakan sang dukun untuk istirahat di sebuah kamar yang memang diperuntukkan untuk tamu. Lalu sang
dukun memasuki kamar yang telah disediakan.
Malam harinya saat akan memasangkan jimat di kamar Cindi, dilakukan pada pukul 9.00 malam, sedang pembantunya telah tidur di kamar belakang, tempat kamar tidur pembantu memang jauh di belakang dan tidak mengganggu ke rumah induk tempat kamar Cindi berada. Di dalam kamar itu sang dukun melakukan ritualnya dengan membaca mantera, lalu ia membakar menyan, sedang Cindi duduk diam melihat apa yang dilakukan sang dukun dari atas tempat tidurnya. Lalu sang dukun berkata, "Sebaiknya jimat ini kita pasangkan pada saat tepat jam 12.00 malam nanti, berarti masih ada waktu 3 jam lagi, Bu Cindi.." katanya. "Sekarang sebaiknya kita ngomong-ngomong saja dulu menunggu waktu," kata sang dukun. "Baiklah Mbah," lalu Cindi
mempersilakan sang dukun keluar kamar. Bagaimanapun ia merasa berat hati untuk membawa dukun itu ke dalam kamar pribadinya. Sang dukun berkata, "Tidak usah keluar... Bu Cindi... di sini saja." Lalu sang dukun berdiri dari duduknya dan menuju ke arah Cindi duduk dan mbah dukun itu juga duduk di samping Cindi. Lalu tangannya menggapai tangan Cindi dan berkata, "Sebaiknya kita berdua melakukan seperti saat Ibu di gubuk saya, sebab jika tidak para jin yang membantu saya akan lari dan tidak mau menolong Ibu," kata mbah dukun. Cindi hanya bergidik, bulu kuduknya merinding. Haruskah ia mengulangi kesalahan saat ia harus bersenggama dengan dukun itu di gubuknya? Namun karena adanya pengaruh dan keinginan Cindi maka ia biarkan sang dukun mengulangi perbuatan maksiat itu di kamarnya, saat itu Cindi memang merasa menjadi seorang wanita sempurna karena ia telah mendapatkan siraman batin dari dukun tua itu meskipun tidak ia dapatkan dari suaminya.
Lebih kurang 2 jam mereka berdua mengayuh samudera kenikmatan bersama sang dukun dan membuat Cindi orgasme berulang-ulang dan membuat lubang kemaluannya sampai lecet karena kebuasan batang kemaluan dukun yang sangat besar itu. Lalu tepat pada jam 12 malam barulah jimat itu terpasang pada bawah ranjang Cindi dan menjelang pagi mereka terus melakukan hubungan seksual dengan
menggebu-gebu. Lalu Cindi tertidur dan tidak menyadari hari telah pagi dan sang dukun telah pergi, sedang Cindi merasa tubuhnya pegal-pegal dan tulangnya serasa mau lolos. Sejak saat itu memang jimat pemberian sang dukun ada perubahan pada diri suami Cindi dan ia sangat berterima kasih dan lalu ia mendatangi sang dukun. Sedang sang dukun cuma minta Cindi tidak melupakannya, dengan cara Cindi harus 2 kali dalam sebulan datang untuk memberikan jatah hubungan seks kepada sang dukun seperti Lusi juga melakukan hal yang sama. Memang setelah itu Cindi selalu rajin mendatangi sang dukun dan terkadang sang dukun yang datang ke rumah Cindi untuk minta jatah senggamanya. Memang sebagai dukun ilmu hitam, Mbah Dudu harus mensenggamai pasiennya, karena dengan demikian si pasien akan mampu disembuhkan dan ilmu sang dukun dapat dipelihara.
smm panel
ReplyDeletesmm panel
İs ilanlari blog
instagram takipçi satın al
hirdavatciburada.com
beyazesyateknikservisi.com.tr
Servis
Tiktok Para Hilesi İndir
yurtdışı kargo
ReplyDeleteen son çıkan perde modelleri
minecraft premium
nft nasıl alınır
en son çıkan perde modelleri
uc satın al
özel ambulans
lisans satın al